Dalil Aqiqah: Hikmah dan Tuntunan dalam Islam
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
Aqiqah merupakan salah satu sunnah yang diajarkan dalam Islam sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran seorang anak. Tradisi ini memiliki dasar yang kuat dari Al-Qur’an, hadis, serta pandangan ulama, menjadikannya ibadah yang penuh makna spiritual dan sosial.
Pengertian dan Hukum Aqiqah
Secara bahasa, aqiqah berarti memotong. Secara istilah, aqiqah adalah penyembelihan hewan tertentu sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT pada hari ketujuh setelah kelahiran anak, disertai pemberian nama dan mencukur rambutnya.
Hukum melaksanakan aqiqah adalah sunnah muakkadah, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Imam Malik dan Imam Syafi’i berpendapat bahwa aqiqah adalah sunnah bagi orang tua yang mampu. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW:
“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dalil dari Al-Qur’an dan Hadis
Meskipun aqiqah tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, terdapat ayat-ayat yang menjadi dasar prinsip bersyukur atas kelahiran anak. Misalnya, dalam Surah Al-Kahfi ayat 46:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia…”
Ayat ini menunjukkan bahwa anak adalah anugerah yang harus disyukuri. Salah satu bentuk rasa syukur tersebut adalah dengan melaksanakan aqiqah.
Dari hadis, Rasulullah SAW mencontohkan aqiqah secara langsung. Dalam riwayat Abdullah bin Amr, disebutkan:
“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menyembelih dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Hadis ini menjadi dalil utama yang sering dirujuk mengenai pelaksanaan aqiqah.
Hikmah dan Manfaat Aqiqah
- Bentuk Syukur kepada Allah SWT
Aqiqah merupakan wujud syukur atas kelahiran anak yang sehat dan selamat, serta doa agar anak tumbuh menjadi insan yang berbakti kepada Allah SWT.
- Menjalin Silaturahmi
Pelaksanaan aqiqah biasanya diiringi dengan pembagian daging atau makanan kepada kerabat, tetangga, dan kaum fakir miskin. Hal ini mempererat hubungan sosial dan menumbuhkan rasa solidaritas.
- Menghilangkan Kesialan Anak
Sebagaimana disebutkan dalam hadis, aqiqah dilakukan untuk melepaskan anak dari segala halangan atau kesialan yang dapat mengganggunya.
Ketentuan Pelaksanaan Aqiqah
Aqiqah dianjurkan dilakukan pada hari ketujuh kelahiran anak. Namun, jika tidak mampu pada waktu tersebut, boleh dilakukan di hari ke-14, ke-21, atau kapan saja setelahnya saat sudah mampu.
Jumlah hewan yang disembelih pun berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Untuk anak laki-laki disunnahkan dua ekor kambing, sedangkan untuk anak perempuan cukup satu ekor kambing.
Aqiqah bukan sekadar tradisi, melainkan ibadah yang memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi. Dengan melaksanakan aqiqah, umat Islam tidak hanya menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT tetapi juga berbagi kebahagiaan dengan sesama. Semoga kita semua dimampukan untuk melaksanakan sunnah ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.